Kebutuhan pakan pada hewan ternak seperti sapi, kambing ataupun domba merupakan salah satu kebutuhan primer seperti halnya pada manusia. Pakan berfungsi sebagai salah satu komponen yang dapat memelihara kesehatan, sumber energi dan sebagai pengatur proses kimia yang ada di dalam tubuh ternak. Konsumsi bahan pakan pada ternak diharapkan tidak menimbulkan keracunan atau tidak menggangu kesehatan ternak (Subekti, 2009).
Pemberian pakan pada ternak perlu memperhatikan kandungan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat dan vitamin. Meskipun demikian, dalam memberikan pakan untuk ternak juga harus memperhatikan zat antinutrisi yang terkandung di dalamnya. Zat antinutrisi tersebut dapat berupa racun yang dapat membahayakan kesehatan hewan ternak. Pada ternak sapi yang dikandangkan, peternak akan selalu memberikan hijauan dedaunan sebagai pakan utamanya. Masalah yang dapat muncul dari pemberian hijauan dedaunan yang berlebihan adalah kemungkinan ternak dapat keracunan akibat kandungan senyawa nutrisi yang merugikan terhadap tubuh ternak.
Salah satu contohnya adalah tanaman leguminosa atau kacang-kacangan yang mengandung banyak protein yang baik untuk diberikan sebagai pakan ternak tetapi juga memiliki zat antinutrisi yang merugikan bahkan dapat menyebabkan keracunan hingga kematian apabila diberikan berlebih (Anonim, 2018). Tanaman-tanaman yang termasuk ke dalam leguminosa diantaranya adalah turi, kaliandra, gamal dll. Kandungan zat antinutrisi mempunyai perbedaan pada setiap legumnya. Namun umumnya bahaya dari setiap zat antinutrisi tersebut hampir sama, misalnya senyawa tanin.
Gb 1. tanaman kaliandra, salah satu jenis leguminosa
Pemberian tanaman leguminosa atau kacang-kacangan dengan kadar tanin di atas 0,5 % dapat menghambat pertumbuhan hewan ternak khususnya hewan ruminansia (sapi dan kambing) bahkan dapat menyebabkan kematian jika kadarnya melebihi 4 % (Bustanussalam, 2014). Kandungan tanin yang terdapat pada tanaman leguminosa dapat menyebabkan rasa sepat karena dapat berikatan dengan air liur pada mulut dan membuat pakan tidak terasa enak bagi hewan ternak sehingga dapat menyebabkan penurunan konsumsi. Selain itu, senyawa tanin juga dapat menyebabkan luka pada saluran pencernaan hewan ternak sehingga dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti penurunan pencernaan protein (Anonim, 2018).
Gejala sapi keracunan
Adapun gejala pada hewan ternak ketika mengalami keracunan adalah :
1. Mulut berbusa dan hipersalivasi (keluarnya air liur yang berlebih)
2. Kesulitan bernafas yang diikuti dengan kejang-kejang
3. Selaput lendir pada mata berwarna kebiruan atau merah terang
4. Kotoran gelap dan berbau busuk dan air kencing berwarna pekat atau disertai darah
5. Kematian
Pemberian hijauan yang mengandung senyawa tanin seperti pada tanaman leguminosa dapat diminimalisir efek negatifnya dengan cara mengkombinasikan dengan pakan hijauan lain. Kandungan antinutrisi (nutrisi yang merugikan) seperti senyawa tanin yang terdapat pada tanaman leguminosa memang memiliki efek buruk bagi kesehatan hewan ternak ruminansia. Akan tetapi, senyawa tanin juga memiliki efek positif bagi hewan ternak seperti mencegah kembung.
Referensi:
Subekti, E. 2009. “Ketahanan Pakan Ternak Indonesia.” MEDIAGRO. Vol 5. No 2. Hal 63-71.
Anonim. 2018. “Keracunan Tanin pada Sapi.” http://sapi.co.id/mengenal-lebih-dekat-apa-itu-tanin-zat-antinutrisi-pada-tanaman-leguminosa/ (diakses 4 Oktober 2018).
Anomin. 2018. “Keracunan tanin pada Sapi.” http://sapi.co.id/apa-itu-tanin-zat-antinutrisi-yang-biasa-terkandung-pada-tanaman-leguminosa/ (diakses 4 Oktober 2018).
Bustanussalam.; Hapsari, Y.; Rachman, F.; Septiana, E. 2014. “Penentuan Kadar Antinutrisi pada Tanaman Legume.” Prosiding Seminar Nasional “Bioresource untuk pembangunan Ekonomi Hijau.”
Leave a Reply