Pakan sapi perah menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi produksi dan kualitas susu, serta bisa mempengaruhi kesehatan sapi baik kesehatan tubuhnya maupun kesehatan reproduksinya. Pemberian pakan harus sesuai dengan berat badan sapi, kadar lemak susu dan produksi susunya terutama bagi sapi-sapi yang telah berproduksi.
Pakan sapi perah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Pakan Kasar (Hijauan)
Pada umumnya sapi perah biasa diberi hijauan seperti rumput gajah, rumput benggala, rumput setaria, daun turi dan daun lamtoro. Pemberian hijauan sebaiknya dilakukan setelah pemerahan agar tidak mempengaruhi kualitas air susu.
2. Pakan Penguat (Konsentrat)
Konsentrat merupakan campuran dari beberapa bahan pakan, seperti bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, dedak halus, tepung jagung,garam dapur, kapur dan tepung tulang. Pemberian konsentrat pada sapi perah tergantung pada berat badan dan tingkat produksi susunya.
Cara pemberian pakan pada sapi perah adalah sebagai berikut:
a. Pedet (Anak Sapi) 0-4 Bulan
Pakan pedet berumur 0-4 bulan adalah air susu induknya. Namun, pedet dalam peternakan sapi perah hanya diberi susu induk selama 7 hari pertama sejak lahir. Susu yang dihasilkan selama sekitar 7 hari pertama tersebut dinamakan kolostrum. Kolostrum banyak mengandung zat kekebalan tubuh, protein dan mineral sehingga sangat dibutuhkan pedet yang baru lahir. Paling lambat 0,5-1 jam setelah pedet lahir, kolostrum harus diberikan. Jika pemberian kolostrum terlambat, pedet akan mudah terserang penyakit.
Pedet sejak lepas kolostrum sampai disapih, pakan yang diberikan selain susu atau pengganti susu juga harus diberi calf starter, hijauan dan air minum. Calf starter atau pakan pemula yang diberikan kepada pedet adalah pakan penguat yang berkadar protein tinggi. Pakan pemula ini terdiri atas ½ bagian tepung bungkil kelapa, ¼ bagian tepung kacang tanah dan ¼ bagian tepung jagung. Sementara itu, hjauan yang diberikan harus kering atau dilayukan terlebih dahulu agar pedet tidak kembung atau mencret.
Tabel pemberian pakan pedet umur 0-4 bulan
b. Pedet Lepas Sapih (4-8 Bulan)
Pada masa ini, pedet sudah mampu makan konsentrat dan rumput. Pemberian pakan dan air kepada pedet lepas sapih sebaiknya ad libitum (tidak terbatas). Patokan pemberian pakan kepada pedet adalah konsentrat 11,5% dan hijauan 10% dari bobot hidup. Susunan konsentrat untuk pedet lepas sapih terdiri atas 26% bungkil kelapa, 24% bungkil kedelai, 25% dedak halus dan 25% ampas tapioka.
c. Sapi Dara
Pada prinsipnya, pakan sapi dara sama dengan pakan pedet lepas sapih. Agar lebih ekonomis, kadar protein pada bahan konsentratnya dapat lebih rendah dari pakan pedet sehingga biayanya lebih murah. Hal ini disebabkan protein dan energi dapat diperoleh dari rumput, hijauan kering atau pasture (padang rumput) yang baik. Namun, jika hijauan atau rumput tersebut berkualitas rendah, harus ditambah pakan konsentrat yang berkadar protein 15-16%. Pemberian pakan mempengaruhi perkembangan sapi dara, baik perkembangan tubuhnya maupun alat reproduksinya.
Konsentrat yang diberikan untuk sapi berumur 8-14 bulan idealnya berupa 55% bungkil kelapa, 40% dedak halus dan 5% ampas tapioka.
d. Sapi Dewasa atau Masa Produksi
Sapi dewasa yang sedang berada pada masa produksi disebut juga sapi laktasi. Pakan diperlukan oleh sapi laktasi untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi susu. Jika jumlah dan mutu pakan yang diberikan kurang, hasil susunya tidak akan maksimal. Pakan yang diberikan kepada sapi perah pada masa produksi berupa complete feed dengan kandungan protein 15%, ampas tahu dan rumput. Complete feed diberikan sebanyak 8 kg/hari, ampas tahu sekitar 10 kg/hari dan rumput 30-35 kg/hari. Pakan complete feed diberikan 3 kali sehari, yakni pagi, siang dan sore. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan. Sementara itu, pemberian rumput dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Pemberian rumput tetap berpatokan 10% dari bobot hidup. Kualitas rumput atau hijauan akan mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan, terutama kadar lemaknya. Hijauan yang biasa diberikan kepada sapi perah sebagai berikut:
1) Limbah pertanian, seperti daun jagung, daun kacang tanah, jerami padi, daun ubi jalar.
2) Rumput alam atau rumput lapangan.
3) Rumput hasil budidaya, seperti rumput gajah dan sulanjana.
e. Pakan Sapi yang Akan Beranak
Setelah bunting 7 bulan, sapi harus dikeringkan atau tidak boleh diperah. Sapi yang akan beranak sebaiknya diberi pakan, baik konsentrat maupun hijauan dengan porsi sesuai dengan batas maksimalnya. Sementara itu, air diberikan secara ad libitum (tidak terbatas). Hal ini dimaksudkan agar dimaksudkan agar kebutuhan sapi baik induk maupun janin yang dikandungnya benar-benar terpenuhi. Pakan tambahan berupa telur (5 butir), madu (50 cc) dan gula merah (1 kg) biasa diberikan setelah sapi beranak. Pakan tambahan ini diberikan bertujuan untuk mengganti tenaga yang terkuras saat sapi beranak. Oleh karena itu, sapi harus diberi pakan secara ad libitum (tidak terbatas).
Penulis : Ajeng Tyas Utami
Referensi:
Anonim. https://www.agrinak.com/2015/12/cara-pemberian-pakan-sapi-perah.html.
Sudono, A., F. Rosdiana, dan B.S. Setiawan. 2003. Beternak Sapi Perah secara Internsif. Depok: Agromedia Pustaka
Sutarto, T.N., Sutarto. 2005. Seri Life Skill: Beternak Sapi Perah. Jakarta: PT Musi Perkasa Utama
Syarif, E.K., B. Harianto. 2011. Beternak dan Bisnis Sapi Perah. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Leave a Reply